TOUR de FLORES
Kemajuan
pariwisata suatu wilayah bergantung pada mekanisme dan strategis dalam
pembangunan pariwisata. Kegiatan pembangunan kepariwisataan pada hakekatnya melibatkan peran dari seluruh
pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan yang dimaksud meliputi 3 (tiga)
pihak yaitu : Pemerintah, Swasta dan Masyarakat dengan segenap peran dan
fungsinya masing-masing. Peran Pemerintah sesuai dengan tugas dan kewenangannya
berfungsi sebagai pembuat peraturan (regulator) dan pendukung pelaksanan
pembangunan kepariwisataan serta peran kalangan swasta (pelaku industri
pariwisata) berfungsi sebagai pengembang atau pelaksana pembangunan kegiatan
pariwisata, sedangkan masyarakat dengan potensi dan sumber daya yang dimiliki
baik berupa keindahan alam, kekayaan adat, tradisi dan budaya serta
kapasitasnya berperan sebagai tuan rumah dan pelaku pengembangan
kepariwisataan.
Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata sebagai tupoksi melalui Bidang Pariwisata dengan
program pengembangan kemitraan dianggarkan pada DPA tahun 2016 dengan kegiatan-kegiatan
seperti pembinaan dan lomba pokdarwis tingkat kabupaten, Pembentukan forum
komunikasi antara pelaku pariwisata. Sebagaimana kita ketahui bahwa program ini
mempunyai manfaat yang signifikan terhadap peningkatan peran serta masyarakat
dan pelaku pariwisata dalam pembangunan kepariwisataan yang memerlukan berbagai
upaya pemberdayaan agar masyarakat dan para pelaku pariwisata dapat berperan
lebih aktif dan optimal serta menerima manfaat positif dari kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan untuk peningkatan kesejaterahanya.
Dalam
kerangka pembangunan kepariwisataan tersebut salah satu aspek mendasar bagi
keberhasilan pembangunan kepariwisataan adalah dapat diciptakanya lingkungan
dan suasana kondusif yang mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan
di suatu tempat. Iklim kondusif tersebut terutama dikaitkan dengan perwujudan
sadar wisata dan sapta pesona yang dikembangkan secara konsisten di kalangan
pelaku pariwisata, dan masyarakat yang berada dan tinggal di sekitar destinasi
pariwisata.
Sehubungan
dengan kegiatan Tour de Flores, yang
merupakan event lomba balap sepeda berskala internasional yang melintasi di
wilayah Kabupaten Nagekeo maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan
rapat koordinasi lintas SKPD, juga bersama pelaku pariwisata dalam rangka
persiapan-persiapan sekaligus berpartisipasi menjadi tuan rumah yang baik.
Melalui
event ini Partisipasi masyarakat dipinggir jalan sebagai masyarakat
sadar wisata, peran pelaku pariwisata, dan peran serta anak sekolah dari
tingkat SD sampai Perguruan Tinggi sebagai barisan depan dalam
mengimplementasikan nilai wawasan kebangsaan pada saat lomba balap sepeda
berlangsung sangatlah luar biasa meriah apalagi atraksi–atraksi yang disuguhkan
seperti drumbend dan Gong gendang serta tarian Iki Mea dan Ndero menggemah
sepanjang jalan lintasan utama
sehingga peserta lomba balab
sepeda yang melintasi di wilayah Nagekeo mempunyai kesan yang berbeda dari Kabupaten-kabupaten lain.
Selain itu untuk mempromosikan kekayaan
budaya Nagekeo terhadap team Touring
melalui event ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lewat sanggar-sanggar binaan yang juga
merupakan mitra atau pelaku pariwisata telah menampilkan dan memperkenalkan
atraksi-atraksi seperti tarian, kuliner dan lain sebagainya kepada team touring
yang berkunjung ke Kampung adat Boawae. Diharapkan event Tour de Flores (TDF) dengan
tagline Explore The Amazing Land, ini
menjadi event tahunan sehingga para pelaku industri pariwisata dan masyarakat
lokal yang merupakan mitra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nagekeo
bisa menunjukkan berbagai potensi yang ada dengan keaslian adat dan tradisi
yang mana akan berdampak pada : meningkatnya minat kunjungan wisatawan ke
destinasi, tumbuhnya iklim usaha kepariwisataan yang prospektif dan meningkatnya
lapangan pekerjaan dan peluang pendapatan serta dampak ekonomi multi guna bagi
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar